
Jakarta – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menekankan bahwa Lembaga Pengelola Investasi Danantara Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai pengelola investasi, tetapi juga harus menjadi alat strategis dalam pembangunan nasional guna mengoptimalkan kekayaan negara demi kesejahteraan rakyat.
“Danantara bukan sekadar lembaga pengelola investasi, tetapi harus menjadi instrumen pembangunan nasional untuk memaksimalkan pengelolaan kekayaan Indonesia,” ujar Prabowo saat meresmikan Lembaga Pengelola Investasi Danantara Indonesia di Istana Kepresidenan, Senin.
Presiden menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen dalam mengelola aset negara dengan disiplin keuangan yang ketat serta tata kelola yang bertanggung jawab.
Menurut Prabowo, dalam 100 hari pertama pemerintahannya, hampir US$20 miliar telah diamankan setelah sebelumnya terhambat oleh inefisiensi, korupsi, dan pengeluaran yang tidak tepat. Dana tersebut kini akan dikelola oleh Danantara Indonesia dan diinvestasikan dalam lebih dari 20 proyek nasional, termasuk program industrialisasi dan hilirisasi.
Prabowo optimistis bahwa proyek-proyek tersebut akan membawa manfaat besar bagi bangsa, menciptakan lapangan kerja berkualitas, serta meningkatkan kesejahteraan jangka panjang bagi rakyat Indonesia.
“Kita tidak ingin lagi menjual kekayaan alam dengan harga murah atau hanya menjadi pemasok bahan baku bagi negara lain. Kita ingin menjadi negara maju,” tegasnya.
Dalam acara peresmian Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) di Istana Kepresidenan, Prabowo didampingi oleh Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo, serta Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono. Ketiganya bersama-sama menekan tombol sebagai tanda peluncuran resmi lembaga tersebut.
Prabowo secara langsung mengumumkan peresmian tersebut dalam sambutannya.
“Hari ini, Senin, 24 Februari 2025, saya, Presiden Republik Indonesia, meresmikan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara Danantara Indonesia,” ujarnya.
Sebagai sovereign wealth fund Indonesia, Danantara akan mengelola aset lebih dari US$900 miliar dengan pendanaan awal yang diproyeksikan mencapai US$20 miliar.